Angin boleh berhembus
Ia seakan merangkai cerita
Ia seakan memberiku kenangan
Ditemani lampu malam ia mempesona
Ia seakan merangkai cerita
Ia seakan memberiku kenangan
Ditemani lampu malam ia mempesona
Angin boleh berhembus
Ia menemani aku bernyanyi
Ia menemani aku menangis
Ditemani lampu berkelap kelip
Ia menemani aku bernyanyi
Ia menemani aku menangis
Ditemani lampu berkelap kelip
Angin bolehkah kau tetap bersama langit senjamu
Memukau tanpa banyak bicara
Indah tanpa banyak riasan
Memukau tanpa banyak bicara
Indah tanpa banyak riasan
Angin bolehkah kau tetap memeluk diriku
Mengisi setiap ruang kosong dalam duniaku
Menghembus perlahan, memberi kehangatan
Mengisi setiap ruang kosong dalam duniaku
Menghembus perlahan, memberi kehangatan
Bawalah pergi diriku
Jauh, menjumpai gumpalan awan kelabu
Hempaskan aku ke tempat yang kau inginkan
Jatuh, menyentuh batas lautan
Jauh, menjumpai gumpalan awan kelabu
Hempaskan aku ke tempat yang kau inginkan
Jatuh, menyentuh batas lautan
Bawalah pergi hatiku
Bebaskan aku dari rasa pedih ini
Jangan ada lagi air mata, jangan ada jerit kesakitan
Bebaskan aku dari rasa pedih ini
Jangan ada lagi air mata, jangan ada jerit kesakitan
Karna raga ini lelah, tubuh tak berdaya
Terkulai di tengah gurun tanpa ujung
Tanpa tangan yang terulur.. tanpa harap yang menuntun..
Terkulai di tengah gurun tanpa ujung
Tanpa tangan yang terulur.. tanpa harap yang menuntun..
Angin,
Kau usap wajahku yang basah karena air mata
Kau hiburku, menemaniku di sudut kota sepi ini
Kau usap wajahku yang basah karena air mata
Kau hiburku, menemaniku di sudut kota sepi ini
Angin,
Bawa aku pulang
Aku lelah.
Bawa aku pulang
Aku lelah.
===================================================
Puisi kolaborasi Christnadi P. Hendartha dengan Inggrid Hayasidarta,
di tempat masing-masing, Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar