Kamis, 12 November 2009

I do love you, sweetheart...

Di bawah atap cakrawala malam berhiaskan bintang
Aku terduduk, terdiam, di sini
Di hamparan padang rumput hijau
Di samping seorang gadis yang berhasil mencuri hatiku

Cantikku,
Andaikan aku menemukan kata yang tepat
Yang dapat aku pakai untuk menggambarkan rasa dalam diri ini
Yang selalu ingin aku berikan dan ungkapkan untukmu


Rasa ini terlalu indah untuk ditempatkan dalam rangkaian huruf
Dipenjarakan dalam sebuah kata dengan hanya sebaris makna

Baiklah,
Izinkan aku menyebut ini dengan "CINTA"
Meski CINTA ini sesungguhnya tak dapat dibatasi oleh lima huruf

Kini,
Di bawah cakrawala malam
Dengan angin lembut yang membelai diri
Izinkan aku memakai kata itu, untuk menyatakan...
Aku mencintaimu, kekasihku

You're my princess beauty in my castle...

"I do love you, sweetheart..."


- 20 Agustus 2009 -

===================================================
Christnadi, 2009

Senin, 19 Oktober 2009

Saat Perhentian

Saat aku tiba di titik bernama perhentian
Tak ada kata ingin terucap
Tak ada kalimat ingin terungkap
Hanya terdiam sunyi dengan pikiran melayang bebas

Ribuan rasa berkecamuk di hati
Ribuan peristiwa terlintas di kalbu

Haruskah aku berteriak?
Pantaskah aku menangis?
Perlukah aku tertawa?
Ataukah amarah yang harus mengalir dari diri?

Sudahlah, ini perhentian.
Entahlah, aku rasakan damai merasuki kalbu

Saat aku tiba di titik bernama perhentian
Aku hanya ingin bersyukur

Haruskah aku bersyukur?
Pantaskah aku bersyukur?
Perlukah aku bersyukur?
Benarkah ucapan syukur ini mengalir dari diri?

Sudahlah, aku hanya ingin bersyukur.

- meski banyak hal yang mengusik hati ini -
Aku hanya ingin bersyukur, sekarang

Entahlah, setidaknya aku ingin bersyukur untuk damai yang kurasa

...

Biarkanlah aku terhempas lembut
Menikmati sentuhan damai, di saat perhentian ini

Rabu, 30 September 2009

Hampa Sepi Sendiri

Ketika aku berdiri di bukit hijau ini
Aku pandangi langit lautan bintang
Aku hendak menyendiri di tengah kegelapan malam ini
Hati ini telah lelah berteriak sementara mulut telah terdiam membisu

"Tuhan, mengapa Kau ciptakan kerapuhan di tiap pilar hatiku?
"Tuhan, mengapa Kau tempatkan kekosongan pada ruang hati ini?"

Diri ini merasa sendirian
Hati ini terasa sunyi sepi
Insan di luar sana tak datang mencariku
Kalaupun mencariku pasti bukan untuk temani aku di sini

Mungkinkah aku memang diciptakan untuk berjuang sendiri?
Tak perlukah ku harap insan mengerti dan peduli?

Kini, biarkan aku di sini
Di bukit hijau di bawah langit malam
Ingin rasanya hati menahan malam
Mencegah datangnya siang yang menyakitkan

Mulutku tak berdaya berkata-kata
Lututku sudah letih untuk berdiri
Aku berderai air mata

Tak disangka ksatria ini begitu lemah
Tak disangka kesendirian ini membuatku tak berdaya
Tak disangka kesepian ini menyengsarakan diriku

"Tuhan, teguhkanlah pilar-pilar hati ini dengan kekuatanMu"
"Tuhan, penuhilah ruang kosong hati ini dengan CintaMu"
"Tuhan, dampingi aku, sertai aku, temani aku, di sini...

...dan biarkan aku tertidur dengan tenang di bawah sinar rembulan"


==============================================
- Christnadi, 2009

Ksatria Cinta

Seperti pejuang kalah perang
Melangkah pulang tertunduk lemas
Tak berdaya merubah peristiwa
Tak berdaya menggapai asa

Ksatria kah aku kalau paksakan?
Ksatria kah aku kalau menangis?

Hatiku
Jangan risau
Bukan sakit karena disakiti
Hanya sakit karena cinta ini

Masih bolehkah ku berharap?
Bukan terlalu berharap
Tapi amat sangat berharap

Hatiku
Jangan risau
Bukan tangis karena kecewa
Hanya tangis karena cinta

JANGAN KATAKAN CINTA BAK PEDANG BERMATA DUA
menyayangi dan melukai

Tak ingin ku terisak
Tak boleh ku menangis
TERLAMBAT
Air mata mengalir turun

Kuingin darimu
Sayang itu - Cinta itu - Kasih itu
Maafkan aku terlalu mencintaimu

Kuingin darimu
Kesempatan itu
Untuk dapat menyayangimu

Cakrawala Malam

Ku bersimpuh di bawah atap langit
Ku menatap terjang gelap malam
Menjelajah ribuan bintang angkasa
Berharap temukan yang satu itu

Angin malam membelai lembut
Terasa dingin menusuk hati beku
Tak hiraukan kepala tertekan rembulan
Tak hiraukan raga tertusuk kegelapan

Hati mendapat di langit kelam
Satu bintang berpendar lembut
Mungkinkah itu yang kau tatap tiap malam
Karena cahayanya membisikkan namamu

Tubuh terkulai lemah
Tak berdaya menahan cakrawala
Ku pinta Tuhan melenyapkan kegelapan
Supaya cahaya lembut dapat kau tatap


=====================================
- Christnadi, 2009

Insan dan Cinta

Mata terbuka lebar-lebar
Melihat - Tak terlihat
Menelusuri arah tanpa batas
Mencari - Tak tercari

Hentikan!
Netra tak berguna
Pejamkan saja

Seketika bunyi menghampiri
Pasir berbisik
Angin bergemuruh
Hati berteriak

Cukup!
Mulut merangkai kata
Hati tercurah

Insan berjuang sendiri
Menerjang bayangan
Temui kesunyian
Mengerang
Melolong

Mata ini lelah
Telinga menyerah
Mulut tiada daya
Hati tak mendapat

Melihat cinta
Mencari cinta
Mendengar cinta
Membisik cinta
Meneriakkan cinta

Terlihat - Terdengar - Terkatakan

PERCUMA

Insan tak mendapat cinta


=============================
- Christnadi, 2009

Andai

Andai wajahku secerah langit hari ini
Mungkin dapat kubuat kau tersenyum

Andai kata-kataku seindah alunan melodi
Mungkin kau dapat terbuai dalam simponiku

Berdukakah aku karena langit hari ini tak cerah?
Bersedihkah aku karena alunan melodi tak indah?

Biarkan langit tak cerah
Tapi wajahku akan buat kau tersenyum

Biarkan melodi tak indah
Tapi kata-kataku akan buat kau terbuai


=====================================
- Christnadi, 2009

"A..."

"A..."
Tak bersuara
Tak terucap
Hanya mulut terbuka

"A..."
Bukan jeritan
Bukan rintihan
Hanya kata ingin tersampaikan

Bahwa

"A..."
Sudahlah
Tak perlu terkatakan
Cukup hati menyimpan

"A..."
"Aku..."
"Aku cinta..."

Bagiku,
Cinta tak terkatakan
Cukup hati yang merasa
Tanpa mulut terbuka

Tapi

"A..."

=============================
- Christnadi, 2009

Selasa, 22 September 2009

Fajar dan Senja

Tersebutlah dua saat dalam satu hari
Buah tangan Sang Khalik pada bentangan cakrawala
Tersebutlah dua nama diberikan manusia
FAJAR sang batas pagi dan SENJA sang batas sore

FAJAR,
Ketika semburat kuning menyeruak keluar
Merobek gelapnya langit malam tak berbintang
Menampakkan warna semu yang lembut

SENJA,
Ketika mentari menyentuh batas malam
Membuat langit seakan tersipu malu
Sebelum tenggelam dalam gelap langit tak berwarna

Ku pandangi setiap jengkal cakrawala
Pada dua saat lembut indah
Seakan Sang Khalik berbisik lembut
"Tenanglah anakKU, jangan takut"

Jangan takut hadapi teriknya mentari siang
Dengan segala tindak tanduk manusia di bawah matahari
Jangan takut hadapi kelamnya malam
Dengan segala misteri yang menanti di bawah purnama

Senin, 14 September 2009

Kamu dan Aku

Dagu kuangkat mata kubuka
Lihat langitmu langitku
Awan indah dekap cakrawala

Indah?
Tutupi langit lautan bintang
Indah?
Terbang rendah tak berwarna

TAK PEDULI
Langitmu langitku
Tanpa bintang ada bintang
PERCAYA
Langitmu langitku tetap itu
Bintangmu bintangku tetap di situ

Tak peduli
Angin bernama badai itu datang
Percaya
Aku tetap aku
Dan kamu tetap di situ

Menengadah telusuri angkasa
Berharap awan berarak menjauh
Kembalikan langit berparas bintang-bintang

Bukan ingin lihat indah
Hanya inginkan satu itu
Supaya aku dan kamu bisa bersuara
"Bintangku dan bintangmu ada di sana"

Rabu, 20 Mei 2009

Ariel, The Holy Knight (Bagian 2)

Cerita sebelumnya...
Ariel, seorang pemuda yang tersiksa di Kota Gomorah yang telah dikuasai oleh Penguasa Kegelapan, melarikan diri ke Istana Firdaus, di Pulau Firdaus, Kota Eden setelah memperoleh peta menuju ke sana.
Sesampainya di Pulau Firdaus, ia bertemu dengan Obaja, seorang Holy Knight, yang kemudian membawanya ke Kota Firdaus. Namun, belum sampai ke gerbang kota, mereka sudah dihadang oleh Prajurit Penguasa Kegelapan. Panglima Prajurit Penguasa Kegelapan hendak merebut Ariel dan menjadikannya Pengikut Penguasa Kegelapan. Maka terjadilah perang antara Bala Tentara Firdaus dan Prajurit Kegelapan...


---

"Bawa anak itu ke Istana Maut!!!" teriakan Panglima Perang Pengikut Penguasa Kegelapan membuat seluruh prajurit Kegelapan maju dan siap menyerang membabi buta. Aku semakin ketakutan, diriku seakan mau mati rasanya.

"Kalahkan Kuasa Gelaaaaap!!!" teriak Obaja. Tiba-tiba seluruh bala tentara Firdaus maju, sambil berkata-kata dalam bahasa yang tidak aku mengerti. Juga terlihat olehku sesosok makhluk seperti manusia, namun berwajah terang dan memiliki sayap, terbang mengikuti mereka.

"YANG MULIA RAJA telah memberi kemenangan bagi kitaaaa, kemuliaaan bagi RAJA!!!" teriak makhluk itu.

Teriakan itu menggelorakan semangat bagi Bala Tentara Firdaus. Terlihat olehku sepasukan Holy Knight menyerang maju, diikuti oleh makhluk bersayap tadi.

Tiba-tiba hal yang aneh terjadi. Para Prajurit Kegelapan yang merupakan makhluk-makhluk besar yang menyeramkan kemudian diam di tempat. Dari belakang, tampak segerombolan pasukan lain.
Ya, sepenglihatanku itu adalah pasukan manusia, mungkin mereka adalah Pengikut Penguasa Kegelapan. Mereka terlihat seperti penyihir-penyihir dan nabi-nabi palsu.

Aku kemudian menoleh ke Obaja. Dia tampak terkejut!

"Taktik yang licik! Mereka tahu bahwa peperangan kita tidak melawan darah dan daging! Kami tidak akan melawan manusia-manusia itu. Manusia-manusia Pengikut Penguasa Kegelapan bukanlah lawan kami! Mereka hanya sekelompok manusia yang tidak tahu apa yang mereka perbuat. Mereka termakan oleh tipu daya Penguasa Kegelapan," jelas Obaja.

Aku semakin ketakutan, perasaan dalam hatiku makin berkecamuk. Aku semakin meragukan kemenangan Bala Tentara Firdaus. Sepertinya diriku benar-benar akan ditawan oleh Penguasa Kegelapan.
Kembali aku melayangkan pandanganku ke Bala Tentara Firdaus. Mereka terlihat sedang berusaha sekuat tenaga menembus gerombolan manusia Pengikut Penguasa Kegelapan, dengan pedang yang masih tersarung di pinggang mereka. Beberapa sudah berhasil menembus gerembolan itu, tapi tidak sedikit pula yang berguguran, terhunus pedang dan sihir-sihir.

Makhluk bersayap yang terus berusaha menyerang dan melindungi Bala Tentara Firdaus, kini terlihat amat tak berdaya setelah dipanah berkali-kali dengan panah kegelapan.

"Arieeeel!!! Aku harus maju!" teriak Obaja, "Tetaplah disini dan berdoa!"

Berdoa?! Minta bantuan kepada YANG MULIA RAJA?! Di saat seperti ini?! Mana bisa?!!
Tapi makin lama aku makin melihat kekacauan, Bala Tentara Firdaus sudah tak berdaya menghadapi mereka, apalagi kini Prajurit Kegelapan juga ikut maju menyerang.

Aku semakin merapat ke tembok kota, aku ketakutan, terutama karena aku tidak dapat berbuat apa-apa. Andai saja aku diberi senjata, maka aku akan coba melawan mereka. Masakkan sekarang aku harus berdoa minta pertolongan?! Sudah lama aku tidak berdoa dan berserah. Selama ini aku yakin aku mampu dengan kekuatanku sendiri.

"TIDAAAAK!" teriakku, sebilah pedang nyaris merenggut nyawa Obaja. Untung dia cepat menyadarinya. Sekarang saatnya aku berdoa. Aku berlutut, melipat tanganku, dan memejamkan mataku. Sekuat tenaga aku memohon pertolongan kepada YANG MULIA RAJA.

"..."

Aku merasakan keheningan sejenak ketika aku berdoa. Tiba-tiba datang angin berhembus cukup keras melewati diriku. Aku lalu membuka mataku dan aku melihat, makhluk bersayap yang menolong kami kemudian bersinar terang, seperti memperoleh kekuatan baru. Ia dengan cepat lalu berputar ke sana kemari, memberi kekuatan kepada Holy Knight yang sudah tak berdaya, sambil dengan cepat menyerang Prajurit Kegelapan. YANG MULIA RAJA pasti telah mendengar permohonanku dan menyalurkan KuasaNya!

Tapi tidak lama kemudian aku melihat dari kejauhan, ada yang datang dengan kudanya yang semakin mendekat ke arahku. Tidak! Ternyata itu adalah Panglima Prajurit Kegelapan!
Panglima Prajurit Kegelapan lolos dari peperangan itu dan langsung mengarah kepadaku! Apa yang harus aku lakukan?!! Ia semakin lama semakin dekat denganku. Tombak Kegelapan sudah ditangannya dan siap ditancapkan ke tubuhku.

Sesuatu yang ajaib tiba-tiba terjadi. Aku merasakan seperti ada kilat yang menyambar diriku. Diriku tersengat listrik dari ujung kepala hingga ujung kaki. Aneh, aku tidak mati! Malah aku merasakan ada kekuatan baru yang mengalir dalam diriku.

Panglima Prajurit Kegelapan sudah amat dekat denganku. Hatiku kemudian bergejolak, tanganku panas dan kakiku langsung melompat ke arah Panglima Prajurit Kegelapan itu. Tanpa aku sadari, sebilah pedang terang, tepat seperti yang digunakan oleh para Holy Knight, tiba-tiba muncul di tanganku!

Aku menghunuskan pedang itu ke tubuhnya. Sinar terang kemudian terpancar dari pedangku, membuat aku terhempas ke tembok kota. Panglima Prajurit Kegelapan itu lalu berteriak kesakitan. Aku lemas tak berdaya. Aku hanya mendengar suara sorak-sorai sukacita dari arah Bala Tentara Firdaus. Tidak lama kemudian aku tidak sadarkan diri...

---

Ketika aku tersadar, aku sudah terbaring di ranjang empuk di dalam sebuah ruangan. Sepertinya aku sudah berada di dalam kota Eden. Seorang laki-laki tua dengan jubah panjang masuk ke kamarku. Ia kemudian menghampiriku.

=======================================================

bersambung ke Ariel, The Holy Knight bagian 3...

Rabu, 13 Mei 2009

There is none like YOU...

"There is none like You... No one else can touch my heart like You do... I can search for all eternity Lord... And find, there is none like You..."

Pernahkah kau merasa hidupmu hanyalah suatu kesia-siaan?
Aku? Pernah.

Pernahkah kau merasa kuatir akan segala sesuatunya hingga takut melanjutkan hari?
Aku? Pernah.

Pernahkah kau merasa harimu yang tadinya kau usahakan untuk menjadi hari yang menyenangkan malah menjadi hari yang hancur berantakan?
Aku? Pernah.

Pernahkah kau mencintai dan dicintai seseorang dan mendapati bahwa cinta hanya membuatmu terluka dan menyiksamu tiap saat?
Aku? Pernah.

Pernahkah kau merasa kau hanyalah seorang pendosa hina yang tak layak bertemu dengan Tuhan?
Aku? Pernah.

Pernahkah kau merasa dirimu tak berdaya lagi mengatasi setiap masalah yang datang bertubi-tubi yang mengacaukan hidupmu?
Aku? Pernah.

Hingga suatu saat aku yakin, tidak ada yang dapat aku lakukan lagi, selain menyerahkan diriku kepada TUHAN, tak peduli apa yang akan DIA lakukan padaku, makhluk lemah tak berdaya yang penuh dosa ini.

Hukuman? Siksaan? Kematian? Maut? Penderitaan?
Aku sudah berserah. Aku akan terima apapun yang DIA akan berikan kepadaku. Mungkin, DIA tahu apa yang pantas diberikan kepadaku.

...

Cinta-Nya

Ya, Cinta-Nya.
Yang DIA berikan padaku ternyata bukanlah hukuman, bukan siksaan, bukan kematian, bukan maut, bukan penderitaan, tapi malah CINTA-NYA

CINTA yang sempurna, KASIH SETIA yang penuh dengan Anugerah dan Pengampunan.

Ternyata, sudah lama DIA menunjukkan bahwa IA selalu mencintaiku hanya saja aku tidak pernah menyadarinya.
Ternyata, IA selalu berusaha menunjukkan kalau IA masih mencintaiku, meski aku sudah terhilang dari HadiratNya

...

Saat aku merasa hidupku hanyalah suatu kesia-siaan...
IA menunjukkan kalau aku amat berharga di MataNya, tertulis di KitabNya bahwa IA punya rencana untuk setiap manusia yang di kasihNya, termasuk aku.

Saat aku merasa kuatir akan segala sesuatunya hingga takut melanjutkan hari...
IA menunjukkan bawha hidupku sudah dirancangkanNya, dengan rancangan yang indah, yang mendatangkan kebaikan kepadaku. IA menghapus kekuatiranku dengan menunjukkan secara nyata, bagaimana segala sesuatu berjalan baik, bukan karena usaha tanganku, melainkan hasil perbuatan TanganNya

Saat aku merasa hariku yang tadinya aku usahakan untuk menjadi hari yang menyenangkan malah menjadi hari yang hancur berantakan...
IA menghibur aku dengan semburat kuning di langit senja, dengan tawa canda manusia disekelilingku, dengan keluarga dan teman yang IA tempatkan di dekatku, dengan langit malam yang IA atur sedemikian rupa hanya untuk membuat diriku tersenyum terpesona.

Saat aku mencintai dan dicintai seseorang dan mendapati bahwa cinta hanya membuatku terluka dan menyiksamu tiap saat...

IA menunjukkan padaku bahwa yang seperti itu bukanlah cinta. IA lalu menunjukkan cinta sejati kepadaku, mengajariku bagaimana mencintai dengan tulus, dengan cinta yang sesungguhnya, bukan cinta yang melukai dan menyakiti. Dengan pengorbanan tulus karena cinta, bukan pengorbanan yang menyakitkan dan mematikan.

Saat aku merasa aku hanyalah seorang pendosa hina yang tak layak bertemu dengan Tuhan...

IA datang menghampiriku, menyentuh celah dalam hatiku yang tak terjamah, dengan CintaNya yang hangat. IA menyambutku dengan TanganNya yang terbuka, memeluk diriku dengan KasihNya, dan memberikan pengampunan untuk setiap dosa yang aku lakukan. IA langsung melupakan dosaku dan tidak mengingat-ingatnya lagi saat aku mengaku dosaku di hadapanNya.

Saat aku merasa diriku tak berdaya lagi mengatasi setiap masalah yang datang bertubi-tubi yang mengacaukan hidupku...
IA menunjukkan aku bahwa ketidakberdayaan itu sengaja IA berikan agar aku dapat selalu mengandalkanNya, selalu memberikan kesempatan kepadaNya untuk ikut turun tangan mengatur hidupku dan menyelesaikan segala permasalahanku. IA menunjukkan bahwa aku tidak dapat hidup sendiri, sebab kekuatan hanya berasal dari padaNya.


...

Jadi, biarkanlah hatiku memuji dan mengagungkan NamaNya setiap waktu, memuliakan NamaNya setiap kali aku dibuat terpesona olehnya, setiap kali aku mendapati bahwa IA selalu mencintai aku dan memberikan yang terbaik untuk aku, bahkan untuk yang terburuk yang aku terima, IA memiliki rencana yang indah pada akhirnya...


"Tiada sperti Kau, yang mampu menjamah segenap hatiku, tak seorangpun di dalam hidup ini sperti Kau Tuhan..."

Selasa, 05 Mei 2009

Ariel, The Holy Knight (Bagian 1)

"..."

"Akh...," ombak pantai membasahi wajahku. Aku terbangun dari tidurku. Sepertinya aku sudah lama terbaring tak sadarkan diri di hamparan pasir pantai ini sejak kapal tercintaku dihantam badai. Matahari terik menyinari tempat aneh ini. Yeah,mudah-mudahan inilah tempat yang kutuju, Pulau Firdaus.

Kubangunkan tubuhku perlahan, meski masih cukup letih tak bertenaga. Kulangkahkan kakiku mengikuti arah angin. "Akhirnya aku bisa keluar dari kota jahanam itu," pikirku dalam hati.

Perkenalkan, namaku Ariel. Ya, kota jahanam yang aku maksud tadi adalah kota asalku, Gomorah. Kota yang menawarkan aku dengan seribu satu kenikmatan dosa, namun semakin lama semakin menyeretku kepada kematian. Tampaknya, Penguasa Kegelapan telah berhasil merebut kotaku. Meski Istana dan Raja Maut telah dihancurkan, namun Penguasa Kegelapan masih berkeliaran berusaha mengancurkan kehidupan umat manusia di dunia.

Untung saja saat itu ada orang tak dikenal memberikanku peta menuju ke Pulau Firdaus. Aku diminta untuk meninggalkan kota Gomorah dan menuju ke Istana Firdaus. Mungkin aku bisa selamat di sana.

Sekarang, perasaan dalam hatiku benar-benar campur aduk. Gembira dan bersyukur karena aku masih hidup, sedih karena kapal tercintaku hancur, dan takut. Takut? Jelas, cobalah kalau kau ada di posisiku saat ini. Berjalan tertatih-tatih di dalam hutan lebat yang sama sekali tidak dapat ditembus oleh sinar mentari, tanpa mengetahui arah ke Istana Firdaus, dan dengan diiringi oleh berbagai suara aneh disekelilingku.

Akhirnya, setelah jauh berjalan, aku melihat sebuah rumah penduduk. Ada baiknya ku hampiri, mungkin ada yang tinggal di sana.
"Permisi..., ada orang di sini?" ujarku seraya mengetuk pintu. Nihil. Tidak ada yang menyahut.

"!!!"
Sungguh aku terkejut!
Sebilah pedang ditodongkan dari belakang.
"Siapa kau dan apa maumu?!"
"A.. Aku... Namaku Ariel, aku hanya ingin mencari jalan ke Istana Firdaus!" ujarku ketakutan.
"Buktikan kalau kau memang Pencari Jalan dan bukan pengikut Penguasa Kegelapan!!!" teriaknya seraya membalikkan tubuhku dan menodongkan pedangnya ke leherku. Ia berbadan sedikit lebih pendek dariku, namun pria dihadapanku ini memiliki tubuh yang kekar di balik jubah dan tudung kepalanya. Aku panik, sepertinya ia ingin membunuhku, aku berusaha mencari akal. Tiba-tiba peta Pulau Firdaus dari kantong bajuku jatuh.

Pria itu menoleh, melepaskan todongan pedangnya dari leherku, lalu mengambil peta itu. Ia terdiam sejenak, menutup peta itu dan mengembalikannya kepadaku.
"Selamat datang di Pulau Firdaus, pakailah segel ini di tanganmu dan jangan dilepas," katanya. "Istana Firdaus ada di Kota Eden, di bukit dibalik hutan ini, jadi ikutlah aku, cepat!"

Aku lalu berjalan mengikutinya. Huh, nyaris saja aku mati. Aku cukup kesal, setelah hampir membunuhku kini dia menjadi amat baik dan ramah kepadaku.
"Sepertinya, ini giliranku bertanya," aku memberanikan diri bertanya, "Siapa engkau?"
Dia hanya memberikan isyarat kepadaku, tanda kalau aku untuk sementara tidak boleh berbicara.
Sudahlah, yang penting aku bisa sampai di Istana Firdaus.

Tak berapa lama, kami sudah berjalan keluar dari hutan, menghadap kepada tembok benteng yang besar dan sangat tinggi.
"Maaf untuk ketidaksopananku tadi," ujarya sambil melepaskan jubah ungu gelapnya.
"Perkenalkan, aku Obaja, Holy Knight divisi hutan belantara barat. Sekali lagi maaf atas perlakuan yang tidak sopan tadi. Aku hanya menjalankan tugasku untuk siaga terhadap semua bentuk penyerangan pasukan pengikut Penguasa Gelap yang hendak menyerang pusat kota Eden," dia menjelaskan dengan ramah.

Dari perlengkapan yang dipakainya, aku yakin ia tidak bohong. Baju ksatria lengkap berwarna perak menyala meyakinkanku kalau ia benar-benar seorang ksatria, Holy Knight atau apalah namanya itu.

Sekarang kami sudah sampai di hadapan pintu gerbang besar. Obaja mengajakku berhenti jauh-jauh di depan pintu gerbang itu.
"Shaloooom...!" teriaknya jauh-jauh di depan pintu gerbang besar. Lalu terdengar suara menyahut dari pos penjaga di atasnya, "damai sejahtera besertamuuu...!"
"Dan besertamu juga!" Obaja membalas salam itu. Pintu kemudian dibuka. Lega akhirnya bisa sampai di pusat kota Firdaus. Dari celah pintu gerbang sudah terlihat penduduk pulau yang sedang bersukacita, mulut mereka penuh puji-pujian dan pengagungan kepada RAJAnya.

"Teeeeoooooooottt....," Tiba-tiba sangkakala ditiup panjang. Tadinya kupikir untuk menyambut kedatanganku, tapi ternyata tidak. Obaja sudah bersiap dengan pedang di tangannya lalu melindungi aku.
Aku melihat bala tentara berseragam merah gelap bertebaran di belakang kami, tampaknya mereka sudah mengikuti kami dari tadi. Tak lama, bala tentara Firdaus keluar dari persembunyiannya dan menghadang mereka.

"Itulah prajurit Pengikut Penguasa Kegelapan, Ariel," bisiknya, "Dan sepertinya mereka mengingini dirimu."
"Kenapa mereka mengingini aku?! Bukankah mereka biasanya hanya mengancurkan kota-kota?!"
"Ya, tapi mereka juga tidak ingin siapapun diselamatkan oleh YANG MULIA RAJA! Mereka ingin kau menyerahkan jiwamu kepada mereka!"
"Jadi, apa yang harus aku lakukan?!"
"Bersiaplah, dan saksikan pasukan bala tentara Firdaus akan memukul mundur mereka!!!"

Sepertinya perang akan dimulai, pasukan musuh tampak besar-besar dan menyeramkan, dan panglima Pasukan Kegelapan menunggangi kuda sambil mengucapkan kata-kata hujat. Bala tentara Firdaus sudah bersiaga, dengan mantap dan tegap mereka berdiri. Aku yang biasanya pemberani menjadi penakut. Lututku berantukkan tanda aku sedang gemetar hebat. Namun aneh, kulihat wajah Obaja tidak menunjukkan ketakutan sama sekali, wajahnya seperti bersinar!

"Bawa anak itu ke Istana Maut!!!" teriakan Panglima Perang Pengikut Penguasa Kegelapan membuat seluruh prajurit Kegelapan maju dan siap menyerang membabi buta. Aku semakin ketakutan, diriku seakan mau mati rasanya.

"Kalahkan Kuasa Gelaaaaap!!!" teriak Obaja. Tiba-tiba seluruh bala tentara Firdaus maju, sambil berkata-kata dalam bahasa yang tidak aku mengerti. Juga terlihat olehku sesosok makhluk seperti manusia, namun berwajah terang dan memiliki sayap, terbang mengikuti mereka.

"YANG MULIA RAJA telah memberi kemenangan bagi kitaaaa, kemuliaaan bagi RAJA!!!" teriak makhluk itu.

=====================================

bersambung ke Ariel, The Holy Knight bagian kedua...

Sabtu, 02 Mei 2009

Lintang, bulan purnama di atas Dermaga Olivir...

Apakah kamu pernah dengar kata-kata di atas?

...

Apa? Laskar Pelangi?

Ya, tepat. Lintang sang jenius, salah satu dari 10 + 1 anak Laskar Pelangi yang mendapat julukan sebagai "bulan purnama di atas Dermaga Olivir"

Gak heran kalo kamu tau kata-kata itu. Jelas karena Laskar Pelangi The Movie yang diproduksi pada tahun 2008 dan disutradai oleh Riri Riza itu sempat menjadi tontonan utama di bioskop-bioskop Indonesia.

Tapi, bagaimana dengan masa-masa sebelum filmnya diproduksi, apa waktu itu kamu tau maksud dari kata-kata "Lintang, bulan purnama di atas Dermaga Olivir" ?

...

Sekitar pertengahan tahun 2007, dengan perjuanganku mengumpulkan insan-insan berjiwa teater di sekolah SMA ku, SMA Mutiara Bangsa 1, akhirnya terbentuklah Teater Mutiara Bangsa. Waktu itu seorang pelatih teater, Pak Frans, direkrut oleh sekolah untuk melatih teater di sekolah kami.

Setelah beberapa kali pertemuan, kami mengajukan permintaan kepada Pak Frans, dan kepada pihak sekolah, untuk menggelar sebuah pementasan drama perdana Teater Mutiara Bangsa di sekolah kami.
Jauh-jauh hari sebelumnya, kami diberikan naskah oleh Pak Frans. Tampaknya, Beliau menginginkan kami mementaskan drama tersebut.

Sebuah drama yang belum jadi dan masih dalam proses, yang hanya merupakan lembaran penuh dengan tulisan tangan (atau diketik yah? - lupa), namun buah karya dari Pak Frans sendiri. Beliau meminta kami untuk audisi, menentukan peran kami, lalu melatihnya, meski saat itu baru babak pertama dan kedua yang jadi.

"Drama berat...," ujarku dalam hati. Maksudku, ceritanya unik, mengangkat peristiwa yang tidak biasa, dan penggunaan gaya bahasa yang tidak biasa pula. Tapi jujur, aku menyukainya.

Babak pertama drama ini berkisah tentang sebuah sekolah yang tampaknya sudah sekarat, di Belitung, di komplek PN Timah. Sekolah yang hanya memiliki murid sekitar 10 (sepuluh) orang, satu ibu guru yang disebut "Ibunda", dan satu orang kepala sekolah. Nama-nama karakter 10 (sepuluh) murid dalam skenario drama ini cukup unik, sebut saja: Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, Harun.

Aku? Aku kebagian peran Lintang. Meski tadinya banyak yang beranggapan Lintang adalah perempuan (dilihat dari namanya) tapi pada akhirnya peran itu jatuh ke tanganku juga.

Cerita ini diawali dengan adegan pemilihan ketua kelas dan Kucai akhirnya terpilih sebagai ketua kelas, meskipun dia amat sangat tidak menginginkan jabatan itu. Dilanjutkan dengan pengungkapan kecerdasan Lintang yang di atas rata-rata. Aku ingat ada dialog yang terucap dari mulut sang ibu guru, dia menyebut Lintang, sebagai bulan purnama di atas Dermaga Olivir.

Pertemuan selanjutnya, kami diberikan skenario babak kedua. Suatu penggambaran adegan yang kontras dengan adegan-adegan babak pertama. Suatu sekolah tetangga dari sekolah pada babak pertama yang merupakan sekolah normal (atau malah high-class) dengan murid-murid yang merupakan anak-anak dari para konglomerat PN Timah. Angkuh, sok pintar, dan suka menjelek-jelekkan sekolah dari sepuluh anak di babak pertama. Tiba-tiba ada adegan perlawanan dari Flo, salah seorang dari mereka namun yang membela sekolah tetangga mereka itu. Babak kedua terputus hanya sampai Flo dihadapkan ke kepala sekolahnya.

Kisah aneh ini terputus begitu saja. Lalu aku disuruh melanjutkan.
Ya, karena biasanya memang aku yang menulis skenario. Tapi kali ini aku kebingungan. Cerita aneh ini diluar batas kemampuanku. Agak timpang bila kulanjutkan. Sehingga pada akhirnya kami menyerah dan memutuskan untuk menggandi cerita yang akan kami pentaskan di pementasan perdana kami.

Meski begitu, skenario itu tidak ku buang. Ku simpan baik-baik.
Apalagi tak lama setelah pementasan drama perdana kami (dengan cerita yang berbeda) sang pelatih kami, Pak Frans berhenti mengajar kami. Beliau memiliki pekerjaan yang hari kerjanya sama dengan jadwal hari kami latihan, begitu pula dengan tanggalnya.

...

Beberapa bulan pada tahun berikutnya, aku sedang terlibat pembicaraan hangat dengan teman-temanku tentang film dan buku "Laskar Pelangi". Aku dan beberapa temanku yang terlibat dalam percakapan itu adalah manusia Indonesia yang belum pernah membaca dan menonton film Laskar Pelangi.
Hahaha... Kami hanya mengheboh-hebohkannya saja tanpa "mencicipi" sepotong bagian dari buku maupun filmnya. Tanpa sadar pembicaraan kami menyinggung-nyinggung "PN Timah".

Saat itu. Ya, saat itu. Aku amat terkejut. Sepertinya kata itu amat tidak asing di telingaku.
TENTU SAJA!!!
PN Timah adalah setting tempat dasar dari skenario yang pernah Pak Frans berikan dulu.
Dan itu berarti, skenario yang kami terima dulu adalah skenario yang disadur dari novel Adnrea Hirata "LASKAR PELANGI" (2005), jauh-jauh hari sebelum filmnya dibuat oleh Riri Riza.

Dan kami, alumni Teater Mutiara Bangsa, pernah mencicipi peran sebagai 11 (sebelas) orang Laskar Pelangi (termasuk Flo). Sesuatu yang dulu mungkin kami anggap remeh, sesuatu yang dulu kami anggap aneh, kini menjadi sesuatu yang booming di Indonesia. Kami merasakan kebanggaan tersendiri dalam hati kami akan hal ini.

Itulah manusia, terkadang kita tidak menyadari betapa berharganya sesuatu itu hingga orang lain yang menyadarinya terlebih dahulu...

Terima kasih untukmu, Pak Frans, terima kasih untuk melatih kami pada rentang waktu yang singkat, terima kasih untuk memberikan sesuatu yang berharga kepada kami meski saat itu kami belum menyadarinya.
-------------------------------------
Tepat pada tanggal 21 Juli 2008, TEATER MUTIARA BANGSA ditiadakan.
Dari 30 orang anggota berkurang hingga 17 orang dan akhirnya pada pergantian tahun ajaran, semua pergi meninggalkan TEATER MUTIARA BANGSA, tinggal aku dan 2-3 orang lainnya.
Sekolah akhirnya memutuskan bahwa TEATER MUTIARA BANGSA dibubarkan.
Dan aku, sang ketua teater, yang menjadi kapten pada kapal TEATER MUTIARA BANGSA ini tenggelam bersama kapalnya.
"Aku telah mengakhiri tugasku untuk menjadi kapten yang baik..."

Jumat, 24 April 2009

"..."


Holy Knight, The Phantom of the Opera, -=DiscipleS=-

Unusual Day...

"A long time ago..."

Huh.. haruskah kuawali kisah hari yang tidak biasa ini dengan kata-kata klise seperti itu?
Atau perlu kukatakan...

"Pada suatu hari..."

Nah itu berarti kisahku ini dimulai pada suatu hari. Hari pun dimulai pada suatu pagi, dan suatu pagi dimulai bila...

"kRiiiingg..."

Perlahan kubuka kelopak mataku... Dengan usaha keras kuraih jam wekerku. Setengah enam pagi. Seperti biasa. Perlukah kaki ini melompat? Kurasa tak perlu. Cepat-cepat ku sadarkan diri ini, ku bangunkan tubuh ini.
Yup, saatnya memulai hari yang amat sangat tidak spesial ini.

Waktu terus bergulir, tak terasa sudah menunjukkan jam enam pagi. Heran, padahal tidak banyak yang telah ku lakukan tapi waktu amat cepat berputar.
Okay, no more wasting time!

To Do List pagi ini:
Mandi, cuci gigi (hah?), pakai seragam, siapkan backpack, sarapan, meluncur ke sekolah...
Waktu tersisa tinggal sekitar satu jam lagi. Cepat-cepat-cepat!

Saatnya mandi, saatnya bersih-bersih. Kata orang, setiap hari pasti ada yang spesial, jadi mungkin mandi pagi kali ini spesial. I wish bukan mandi pagi ini aja yang spesial! Oh.. semoga...
Tubuh sudah bersih dengan sabun anti septik, rambut sudah dicuci bersih, dan "ritual" mandi pagi dengan ini saya resmikan telah selesai!

Wew.. betapa lebaynya aku...

Ksatria tangguh ini udah siap menjalani harinya, dan...
Ah...! Tidak...!
Aku telah melanggar waktu untuk mandi yang telah kujatahkan! Tak terasa waktu tersisa hanya tinggal sekitar 35 menit!

Cepat-cepat-cepat
Sikat gigi, berseragam, menyiapkan backpack...
Waktu tersisa tinggal 30 menit, 20 menit, 10 menit...
Time to take off...

Ksatria tak akan menyerah!
drap-drap-drap langkah kaki ku percepat jadi lari...
Ada lubang di jalan, kuhindari. Ada kucing melintas, ku lompati. Ada mobil ngebut mendekat, ku lariiii....
Astaga...! Nyaris saja ku tertabrak!

Berlari mengarah pada matahari pagi, sambil teru menengok ke jam tangan.
Lima menit!!!

Tahukah kamu, pelajar SMA yang sedang terlambat ke sekolah berlari lebih cepat dari cheetah?
Hahaha... Terlalu hiperbola memang, tapi andai kau melihatku berlari saat terlambat, kecepatan berlariku sebanding dengan kecepatan lari maling jemuran + banci yang dikejar trantib + orang yang baru melihat hantu... *bigsmile*

Gerbang sekolah nyaris ditutup. Cepat-cepat aku terobos. Kepala sekolahku "yang rajin" mengawasi murid-muridnya yang terlambat sudah geleng-geleng melihatku.
"Teeeeeet......!" lonceng sekolahku atau dapat kusebut dengan sirene pemadam kebakaran (karena memang bunyinya mirip) berbunyi tanda bahwa aku secara de facto belum terlambat. Akhirnya aku dapat tersenyum lebar. Ku lihat kepala sekolahku, ku menunduk tanda hormat lalu sambil setengah berlari aku masuk kelas.

Baru masuk aku langsung diberi "sarapan pagi" logaritma dan trigonometri lengkap dengan integral oleh guru matematikaku. What a day!
Umm... tampaknya tak perlu aku ceritakan apa yang kualami di sekolah. Tak ada yang spesial, semua seperti biasa... Kali ini aku sangat mengharapkan waktu untuk berjalan cepat. Kalau bisa, kupaksa waktu untuk berlari!

"Teeeeeet......!" yeah, satu kali...
"Teeeeeet......!" dua kali...

"..." diriku hening menanti...

"Teeeeeet......!" tiga kaliiii!!! Akhirnya saudara-saudari, waktu pulang telah tibaaa!!
Sirene tiga kali menandakan Kegiatan Belajar Mengajar atau yang lebih dikenal dengan KBM telah selesai. Para murid dipersilahkan pulang, mohon periksa kembali barang bawaan Anda, jangan sampai ada yang tertinggal...

People say, Datang Paling Awal Pulang Paling Akhir adalah ciri pelajar ato pekerja teladan. But, Datang Paling Akhir dan Pulang Paling Awal adalah ciri khas dari diriku!!! Hahahaha... :)

Pulanglah aku cepat-cepat. Aku berpikir, waktu amat sangat berharga. Tak mau kejadian tadi pagi terulang kembali, waktu terlewatkan begitu saja tanpa melakukan sesuatu yang berarti! Huh!

To Do List Siang hingga Sore:
Lunch, buat tugas A-Z, lalu mandi sore, de el el..

Setelah kusapa nenekku (yang menemaniku di rumah), buru-buru kuambil jatah makan siangku + ekstra minuman segar.. Dengan sedikit tersedak-sedak aku menghabiskan makan siangku. Tak lama setelah berbincang hangat dengan nenekku, aku langsung memburu tugasku. Ku kerjakan beberapa hal penting di rumah lalu ku cari data lewat internet di warnet. Waktu terus berputar, tak terasa sudah dua jam aku di warnet. Waktu sudah amat sore. Dengan terburu-buru aku pulang.

Semua rutinitas ini betul-betul menyita habis waktuku!
Sesampainya di rumah, kuparkirkan motorku, lalu aku hendak menutup pintu gerbang yang tadi kubuka.
Ingin rasanya kupunya remote untuk menutup gerbang dengan otomatis, tak ada waktu, tak ada waktu untuk hal-hal seperti ini!

Tanganku sudah meraih gerendel gerbang, lalu aku menatap ke depan rumahku...
Perlu kamu ketahui, tepat di depan rumahku ada taman milik komplek yang ditumbuhi oleh bunga-bunga indah dan pepohonan serta rerumputan hijau.

Aku tertegun sejenak, menatap senja yang teduh dan hamparan bunga dan rumput di taman.
Entah mengapa kaki ini cepat-cepat melangkah, membawa diriku ke taman itu. Ya, sudah tiga tahun aku tinggal di rumah ini, namun amat jarang sekali aku menyempatkan diri menikmati desiran angin sejuk di taman itu.
Sore ini, taman ini sepi, belum ada yang singgah di sini. Aku baru menyadari kalau taman ini begitu indah, aku baru menyadari kalau aku benar-benar sudah terlalu disibukkan oleh rutinitas hidupku.

Aku terpesona melihat alam ciptaanNya ini, langit yang menyejukkan hati, taman yang indah, binatang kecil yang berkeliaran bebas...
Sejenak aku terlupa akan rutinitasku, sejenak aku merasa diriku hanyut dalam buaian keindahan. Sejenak aku merasakan sentuhan kasihNya di hatiku. Aku menyadarinya. Andai aku dapat menahan waktu untuk berhenti... Sayang sekali hal itu tidak dapat ku lakukan.
Yang dapat ku lakukan hanyalah...

Menahan waktu bergerak lambat...

---

Kisah ini hanya merupakan kisah fiksi namun peristiwa yang hampir mirip pernah terjadi kepadaku. Saat aku di taman itu, ku syairkan perasaanku dalam barisan kata-kata dan ku beri judul "Ketika Waktu Berjalan Cepat"

Jumat, 10 April 2009

Ketika Waktu Berjalan Cepat

Ketika satu itu hanya dua puluh empat
Bergerak menerjang waktu lintas ruang dan tempat
Sejenak temani siput temani awan
Merayap bergerak jumpai kesunyian

Terlupa yang disebut insan: angin sepoi
Terlupa yang diberi nama: mentari senja
Ampun melupakan karyaMu
Maaf tinggalkan buah tanganMu

Kini diri temui yang terlewati...

Berjalan menggandeng kura-kura perlahan
Terbang rendah temani kupu-kupu
Bergeser bersama gumpalan awan putih
Melayang dalam hembus angin sore

Menahan waktu tetap merayap lambat...

Terbuai dalam reuni singkat
Sejenak terlupa raga tetap di bumi
Raga yang terbiasa terluka
Terhantam waktu yang berjalan cepat

FINAL COUNTDOWN!!!

We're leaving together
but still it's farewell
and maybe we'll come back,
to earth, who can tell?
I guess there is no one to blame
we're leaving ground
will things ever be the same again?

It's the final countdown.

The final countdown.

Oh, We're heading for Venus
and still we stand tall
cause maybe they've seen us
and welcome us all, yeah
with so many light years to go
and things to be found
I'm sure that we'll all miss her so

It's the final countdown!

The final countdown...
The final countdown...
oh...oh...
The final countdown...

Oh, it's the final countdown...
The final countdown...
The final countdown...

Oh, it's the final countdown
we're leaving together
The final countdown
we'll all miss her so
It's the final countdown
Oh, it's the final countdown



Mungkin kamu dah pernah denger lagu ini, judulnya "The Final Countdown" dinyanyikan oleh Europe.
Ya, lagu ini emang cukup terkenal, meski yang menyanyikannya kurang dikenal (yang ngefans ama band Europe, jangan marah yooo..)

Ada sepenggal kata-kata yang sering diulang dalam lagu ini, yaitu "FINAL COUNTDOWN"
Jujur, meski aku dah sering dengar lagunya, tapi lirik lagu yang aku tau cuma "Final Countdown"-nya
hehehe...
Tapi dua kata itu yang sempat tersirat ketika...

...

Baiklah mari kuceritakan awalnya..

Aku saat ini masih bersekolah di jenjang pendidikan SMA kelas XII (ato 3 SMA). Well, ini artinya masa-masa sulit telah tiba!!! hahaha... Agak lebai memang, tapi emang gak bisa dipungkiri, momok terbesar anak-anak SMA ada pada kelas XII, yaitu Ujian Nasional!
Biarkan aku mengakuinya, UN tahun ini, bagiku, mungkin bagi teman-temanku juga, sungguh amaaaaaat sulit!
Entah soal Try Out yang amat sulit atau karena kami yang kurang belajar, yang pasti prediksi nilai kami amat tidak memuaskan.

Saat itu, bulan Maret hampir lalu, aku terpikir ide untuk membuat suatu tanda peringatan penghitungan mundur hari menjelang Ujian Nasional. Yeah, saat aku masih SMP aku sempat membuat semacam itu juga.
Kuceritakan ideku ini kepada teman sebelah kiri kursiku, dan tanggapannya bagus juga, dia menyetujuiku untuk membuatnya dan membantu membuatnya.

Tibalah pada hari terakhir di bulan Maret. Malam itu aku baru menyadari, kita belum merealisasikan ideku itu!
Wew... Mengingat aku bukanlah seorang yang dengan mudah batal melaksanakan ide-ide brilian, aku langsung mengambil langkah singkat. Mataku mengarah pada map (tulisannya sich document keeper). Perlu diketahui, aku suka membuat semacam agenda lembaran, yang di print secara manual olehku, dan lebih terlihat sebagai kalender daripada agenda hahaha...
Buru-buru ku fotokopi perbesar dari ukuran A4 jadi A3.

Esok paginya, aku berencana menulis sepenggal kata-kata yang cocok untuk kalender penghitungan mundur hari menjelang UN ini.

...

Dan dua kata itu yang sempat tersirat ketika itu. Ku raih spidol dan kutulis besar-besar "FINAL COUNTDOWN".
Sepertinya cocok *smile*
Countdown yang artinya memang menghitung mundur dan Final yang artinya akhir, maka memang pas untuk menggambarkan teman-teman kelasku yang sedang menghitung mundur menjelang ujian akhir kami.

Selesai? Tadinya kupikir iya.
Sampai seorang guru bahasa inggris yang juga wali kelasku datang pada jam pelajarannya.

"Siapa yang menulis ini?!", dengan cara bicaranya yang agak menyeramkan (lebainya aku...)
Kontan saja beberapa temanku yang mengetahu siapa pelaku dari kasus ini *weleh* menunjuk padaku.
Mendadak bulu kudukku berdiri. Hahaha... Guru ini memang tegas dan disiplin meski agak keras dalam menindak pelanggaran. Tak heran adrenalinku terpacu. Ternyata tak perlu aku naik jet coaster hanya untuk memacu adrenalin hahaha...

Back to topic...
Dia lalu memberi "wejangan hikmat"-nya.
Intinya sich, dia menasehati kami (dan aku tentunya) untuk tidak hanya menulis dua kata itu saja "Final Countdown" tapi juga harus menghayati artinya. Menurutnya dua kata itu memang cocok untuk menjelang ujian akhir yang akan tiba dan memiliki arti yang sangat dalam.

Aku terperangah. What the hell is going on?
Cuma dua kata. Kalau boleh aku jujur, aku agak tidak mengerti arti dari dua kata itu, yang menurutnya memiliki arti yang amat dalam, yang berkaitan dengan masa-masa penantian ujian nasional.

Menit-menit selanjutnya, ditanyalah pendapat beberapa temanku mengenai kegunaan dari Kalender Penghitung Mundur Hari Menjelang Ujian Nasional dan kata-kata itu. Beberapa menjawab, semua itu bisa membuat kita menyadari betapa berharganya waktu, tidak dapat kembali, sehingga membuat kita lebih giat lagi mempersiapkan segalanya. Terutama ketika mendekati pada sesuatu yang amat menentukan, yang bagi kami merupakan hari ujian akhir.

Masih sedikit menggaruk-garuk kepala...
Aku yang bangga mendengar perkataan temanku dan guruku itu, mulai berpikir banyak, meski gak sebanyak pasir di pantai dan bintang di langit...

Berpikir...

Dan kini kusadari...

Aku... Ya aku...
Adalah manusia yang memiliki semangat penghitungan mundur.
Hanya itu... Hanya itu tanpa adanya semangat untuk mempersiapkan segala sesuatu saat menghitung mundur.

Jujur, persiapan menghadapi Ujian Nasional, sekitar satu bulan sejak hasil Try Out pertama diumumkan, amat sangat merubah karakterku. Menjadi lebih sensitif, lebih moody, lebih tak terkendali.

Sumthin' is gonna be wrong...

Hingga satu-dua hari sebelum artikel ini dipostingkan, aku masih panik mengingat the countdown terus berjalan cepat tanpa mempedulikan aku yang masih berlambat-lambat.
Sekarang aku telah menyadarinya, sebelum terlambat, sebelum penghitungan mundur telah habis, aku harus bergerak cepat. Tak dapat aku berlambat-lambat lagi dalam arus waktu yang terus berlari dengan cepat atau aku malah dapat terseret sepanjang aliran waktu...

The Final Countdown dalam hidup ini selalu ada. Waktu dalam hidup kita selalu menghitung mundur, tak peduli betapa banyaknya orang yang setuju kalau waktu terus maju. Akhir dari hidup itu benar-benar ada, dan akhir dari segala sesuatu yang fana, tak kekal, tak abadi ini telah menunggu di garis akhir dari countdown yang telah Tuhan tetapkan.

Betapa seringnya kita berlambat-lambat, membuang waktu yang berharga untuk hal-hal yang sia-sia. Betapa seringnya kita tidak mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi final tersebut. Amatlah baik kita mengingat kalimat yang disampaikan oleh Tuhanku, bahwa kita harus berjaga-jaga karena kita gak pernah tau kapan datangnya hari Tuhan itu ato akhir yang Tuhan tetapkan mengenai suatu peristiwa.

Just be prepare in the final countdown!
God bless you!

Rabu, 08 April 2009

The Really Me...

Welcome to my blog...
Welcome to my castle...

Selamat datang, di blog seorang insan unik dalam semesta yang luas ini :)
Ya, perkenalkan aku XND. Tiga huruf yang mewakili sebuah nama.

Cukup menimbulkan tanda tanya, atau malah tanda seru kekesalan.

hahaha...

Okay, aku gak banyak-banyak bersajak dulu...

Skali lagi, perkenalkan aku XND, seorang cowok, laki-laki, dan pria. Tapi aku tak suka disebut pria biasa, seperti aku juga tak mau kamu disebut sebagai manusia biasa. Well, kita diciptakan unik, dan diperlengkapi olehNya dengan hal-hal yang luar biasa.

Mungkin kamu bingung dengan empat hal yang tertera dibawah judul blog-ku,
Disciple of GOD, Holy Knight, Prince Charming, Phantom of Opera
Empat julukan yang aneh, yang tampaknya tidak ada hubungannya satu sama lain.

But... that's me!

Empat karakter khusus yang paling kusuka, dan sepertinya ada dalam diriku.


Pertama, DISCIPLE OF GOD

Aku, seorang kristiani (bukan karena agamaku Kristen Protestan tapi karena aku pengikut Kristus), menempatkan diriku sebagai muridNya, yang terus belajar dan bertumbuh dalamNya.

Terkadang aku gagal dalam "ujian harian", "ujian tengah semester", ataupun "ujian semester" yang diberikanNya. Tapi, sebagai murid yang baik, aku akan terus berusaha lulus dalam "ujian akhir" dariNya. Prinsipku, hidup di dunia ini alangkah baiknya untuk tidak memisahkan antara hal-hal jasmani dan rohani, kita harus selalu hidup sesuai dengan ketetapan yang Dia berikan.


Kedua, HOLY KNIGHT

Hahaha... Satu-satunya sisi dalam hidupku yang membuatku sadar kalau aku masih memiliki inner strength. Sedikit curhat neeh... Aku amat sering di cap "lemah" oleh orang-orang di sekitarku, yeah agaknya hal itu amat sangat berhasil menyeret diriku menjadi "makhluk lemah" yang sesungguhnya. Untungnya, aku telah menyadarinya, bahwa aku tidak diciptakan sebagai makhluk yang lemah dan Tuhan memberi kekuatan supaya aku tetap kuat menjalani hidup. Sosok ksatria ini menempatkan aku dalam posisi seorang pejuang yang gagah berani menghadapi hidup dan seorang bawahan Raja (Tuhanku) yang taat dan setia.


Ketiga, PRINCE CHARMING

Maaf bukannya mau sombong atau malah merendah, aku bukanlah lelaki yang amat tampan seperti julukan "Charming" tetapi aku yakin kalau aku punya daya tarik. Bagiku ketampanan (atau kecantikan) sesungguhnya ada pada diri setiap insan manusia, hanya saja tidak semua orang menyadarinya. Bukan apa yang tampak pada rupa. Lalu sisi "Prince" membuatku nyaman selain karena aku menyukai hal-hal yang berbau dengan saga dan hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan, julukan ini membuatku lebih percaya diri dan romantis. Mengeluarkan sisi melankolis yang lembut dan mellow dari lubuk hatiku yang paling dalam. How gentle and tender...


Keempat, PHANTOM OF OPERA

Ya, seperti sebuah kisah opera yang misterius, "Phantom of the Opera", diriku juga memiliki karakter misterius. Selain itu, julukan ini juga menunjukkan diriku yang amat suka dengan segala macam bentuk seni, terutama seni peran (drama, teater, opera) dan seni sastra. Bisa dibilang, teater, drama, sajak, puisi, misteri, dan teka-teki merupakan bagian dari hidupku.

...

Aku benar-benar berterima kasih kamu telah mau membaca posting ini...
Pesanku, kalau kamu nyaman, silahkan tinggal dalam istanaku ini... :)