Terima
kasih banyak telah mengijinkan aku menumpang di tempatmu. Aku harus buru-buru
berangkat melanjutkan perjalananku, maaf aku tidak sempat berpamitan denganmu
karena kau masih tidur.
Aku akan
kembali ke Korintus, teman! Kau tahu, betapa antusiasnya aku untuk kembali
melayani di sana, sama sepertimu yang begitu tertarik bercakap-cakap denganku
tentang jemaat Korintus ini. Nanti, jika aku sempat singgah kembali di
tempatmu, akan kuceritakan kepadamu banyak hal tentang jemaat ini.
Oh iya
teman, apakah kau masih ingat, ketika aku singgah pertama kali di tempatmu,
kuceritakan tentang pergumulan jemaat ini menghadapi penyembahan-penyembahan
berhala yang memakai tubuh dan seksualitas sebagai persembahan kepada dewa-dewa
mereka? Maaf aku belum sempat menceritakan kelanjutannya kemarin. Jadi, setelah
Paulus menjelaskannya panjang lebar dalam suratnya kepada jemaat Korintus yang
pertama, mereka kini sudah mengerti konsep yang benar tentang kesucian hidup.
Paulus mengingatkan jemaat Korintus bagaimana mereka harus memuliakan Allah
dengan tubuh mereka dan jangan berbuat cabul.
Selain
itu, banyak pengajaran yang Paulus sampaikan dalam suratnya yang pertama.
Tentang hidup sebagai satu persekutuan Kristen, tentang kebangkitan orang mati,
bahkan tentang kasih! Paulus memberitahukan apakah kasih itu, dan bahkan
diantara iman, pengharapan, dan kasih, yang terbesar diantaranya adalah kasih.
Satu hal
lagi, sama sepertimu yang berkomentar bahwa jemaat Korintus adalah jemaat yang
memiliki banyak sekali karunia, Paulus juga melihat jemaat Korintus seperti
itu. Oleh sebab itu, dalam surat yang sama ia juga mengingatkan tentang
karunia-karunia yang dimiliki oleh jemaat Korintus agar tidak disalahgunakan
atau dipergunakan dengan tidak tertib. Ah, kurasa suatu saat nanti kau harus
membaca surat ini kawan!
Dan kini
kawan, aku berangkat sambil membawa perkamen surat kedua untuk jemaat di
Korintus. Ya, seperti yang kukatakan semalam, aku membawanya dengan gentar, membayangkan
apa isinya dan apa respon jemaat Korintus nanti. Kudengar, surat Paulus yang
kedua ini menyampaikan kesedihan Paulus yang luar biasa atas fitnah dan
kebohongan terhadap Paulus dan terhadap Yesus yang dimunculkan oleh guru-guru
palsu yang membuat jemaat Korintus menjadi terombang-ambing. Aku berharap,
semoga mereka mau bertobat, kawan, dan berbalik kepada pengajaran yang benar
tentang Yesus.
Selain
itu, kurasa dalam suratnya yang kedua ini, Paulus juga memberi nasihat agar
mereka terus membantu pembangunan jemaat di Yerusalem. Waktu bertemu di
Makedonia, aku telah melaporkan kabar jemaat Korintus kepadanya, termasuk
bagaimana mereka mau mengumpulkan sumbangan untuk Yerusalem. Semoga jemaat
Korintus dapat merespon surat kedua ini dengan terus menjadi contoh dalam
berbuat baik.
Baiklah
kawan, aku sudahi dulu suratku ini. Aku harus segera berangkat, aku sudah tidak
sabar kembali berada di tengah-tengah jemaat di Korintus! Sekali lagi terima
kasih sudah mengijinkan aku menumpang kembali di rumahmu. Aku berdoa, semoga
suatu saat nanti aku bisa singgah kembali di rumahmu dan membawa kabar baik
tentang jemaat di Korintus. Salam untuk istrimu dan kedua putrimu, kasih
karunia dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu sekalian!
Dari
sahabatmu,
Titus.
==========================================================
-Christnadi, 2013 untuk Rubrik Star Bible majalah Shining Star Komisi Remaja GKI Gunung Sahari, Januari 2014