Sabtu, 18 November 2017

Silent Night


Adakah malam itu membekas dalam ingatan?
Malam yang sama seperti malam-malam sebelumnya.
Semua terlelap, malam jadi senyap.

Tak ada yang mendengar ketika seorang membuka pintu kandang,
Memberi ruang bagi ibu untuk bersalin,
Melahirkan seorang anak lelaki,
Dalam rengkuhan hangat sang ayah.

Siapa yang dengar tangisannya?
Bayi mungil itu tak kuasa memecah keheningan malam.
Suaranya lemah, hingga terdiam.

Tertidur dalam lelap,
Dibuai dalam sepi.
Dalam cinta tanpa suara.

Saat itulah malak sorga bersiap,
Merapatkan barisan dalam senyap,
Menanti saatnya menyanyikan kabar sukacita,
Bagi gembala rendah, yang dalam diam terjaga

Juga tak perlu suara menggegap,
Pada letaknya yang tetap,
Bintang misterius muncul tanpa diketahui,
Hingga para bijak menengadah untuk menyadari.

Dalam sepi, mereka yang mencari mendapat perhentian,
Dalam senyap, mereka yang rendah dikunjungi dan beroleh harapan
Dalam hening, mereka yang bijak melihat terang hikmat menyala di antara gugusan bintang-bintang

Adakah malam itu membekas dalam ingatan?
Malam yang sunyi, saat Sang Anak dilahirkan.
Sebelum semua jadi ramai:
nyanyian menggegap, derap langkah para bijak menyusuri jalan, hingga membangunkan penguasa yang lalim,

Anak Manusia hadir tanpa ada yang tahu.
Ia tersembunyi dalam wadah pakan ternak,
Saat semua terlelap dalam gelap malam.

Adakah malam itu kau rasakan saat ini?
Sebelum semua jadi gegap gempita,
Hanya ayah dan bunda yang menemaninya dalam diam.

========================================
Christnadi, November 2017, setelah perenungan yang muncul tidak disengaja saat menerjemahkan nyanyian "He is Born" bersama Yusica E. dan Masageng S. S.

Dalam pencarian untuk menemukan wajah Natal yang lain, yang kelihatannya tanpa semarak namun istimewa. Selamat menyongsong hari Natal!