Seringkali, kita membuat Tuhan buta!
Karena kita sering melakukan banyak hal tanpa berpikir Tuhan selalu memperhatikan kita
Seringkali, kita membuat Tuhan tuli!
Karena kita enggan untuk berdoa, kita pikir Tuhan tidak akan mendengar
Seringkali, kita membuat Tuhan bisu!
Karena kita tidak lagi mau mendengar suara-Nya, ketika Ia menjawab doa kita, kita malah tidak menghiraukan dan mencari jawaban doa yang lain
Seringkali, kita membuat Tuhan lumpuh!
Karena tiap hari, kita isi hidup kita dengan kuatir, kita ragu apakah Tuhan mampu menolong kita
Seringkali, kita membuat Tuhan menjadi begitu jahat!
Karena kita sering mengeluh dengan penderitaan yang kita alami, sambil bertanya, "Tuhan, mengapa?!!", sementara semua itu sebenarnya akibat dari kesalahan kita sendiri
Seringkali, bagi kita, Tuhan sudah mati.
Dia tak lagi hadir di dalam kehidupan kita,
Tak ada lagi mata yang mencarinya,
Tak ada lagi mulut yang menyebutkan nama-Nya,
Tak ada lagi lutut yang bertelut di hadapan-Nya,
Malah kita membangun kubur-Nya.
Berusaha membungkus jasad-Nya dengan segala keakuan, kesombongan diri, dan kemunafikan
Bayangan-Nya bergentayangan di topeng yang kita gunakan,
sementara diri-Nya sudah menjadi tulang-tulang kering di tumpukan debu kotor dalam hati.
Sesungguhnya,
Kitalah yang mati,
Dan membiarkan tubuh terkubur dalam ilusi.
Kitalah yang mati,
Karena kita tak lagi dapat melihat diri kita yang sedang mengering, membusuk, digerogoti oleh dosa yang kita pelihara.
Seringkali, kita membuat Tuhan menangis,
Namun kali ini, Ia menangis terharu
Karena tulang-tulang kering yang tergeletak tanpa harapan,
Kini menjemput kehidupan,
Menerima cinta,
Merengkuh keselamatan.
Seringkali, kita membuat Tuhan memeluk kita erat-erat.
Karena, Ia mencintai kita.
========================================================
-Christnadi, perenungan mendalam tentang kehidupan, Juni 2014
Karena kita tidak lagi mau mendengar suara-Nya, ketika Ia menjawab doa kita, kita malah tidak menghiraukan dan mencari jawaban doa yang lain
Seringkali, kita membuat Tuhan lumpuh!
Karena tiap hari, kita isi hidup kita dengan kuatir, kita ragu apakah Tuhan mampu menolong kita
Seringkali, kita membuat Tuhan menjadi begitu jahat!
Karena kita sering mengeluh dengan penderitaan yang kita alami, sambil bertanya, "Tuhan, mengapa?!!", sementara semua itu sebenarnya akibat dari kesalahan kita sendiri
Seringkali, bagi kita, Tuhan sudah mati.
Dia tak lagi hadir di dalam kehidupan kita,
Tak ada lagi mata yang mencarinya,
Tak ada lagi mulut yang menyebutkan nama-Nya,
Tak ada lagi lutut yang bertelut di hadapan-Nya,
Malah kita membangun kubur-Nya.
Berusaha membungkus jasad-Nya dengan segala keakuan, kesombongan diri, dan kemunafikan
Bayangan-Nya bergentayangan di topeng yang kita gunakan,
sementara diri-Nya sudah menjadi tulang-tulang kering di tumpukan debu kotor dalam hati.
Sesungguhnya,
Kitalah yang mati,
Dan membiarkan tubuh terkubur dalam ilusi.
Kitalah yang mati,
Karena kita tak lagi dapat melihat diri kita yang sedang mengering, membusuk, digerogoti oleh dosa yang kita pelihara.
Seringkali, kita membuat Tuhan menangis,
Namun kali ini, Ia menangis terharu
Karena tulang-tulang kering yang tergeletak tanpa harapan,
Kini menjemput kehidupan,
Menerima cinta,
Merengkuh keselamatan.
Seringkali, kita membuat Tuhan memeluk kita erat-erat.
Karena, Ia mencintai kita.
========================================================
-Christnadi, perenungan mendalam tentang kehidupan, Juni 2014