Aku tergeletak lesu tak bertenaga
Menatap langit-langit ruangan ini
Hati mengaduh dalam diri
"Mengapa...?"
Mengapa awan hitam tak kunjung pergi?
Mengapa langit temaram tak kunjung berganti?
Apakah ini suatu pertanda,
Ataukah cakrawala hanya ikut merasa?
Mengapa?
Ku tanyakan pada Sang Penulis hidupku,
"Mengapa kisahku selalu seperti ini?"
"Mengapa kisah cinta ini tak seperti kisah lain, dengan akhir bahagia selamanya?"
"Mengapa cinta ini begitu rumit, sehingga tak ada yang mampu menguraikannya?"
Dan aku kembali terhempas,
tergeletak tak berdaya di tengah ruangan ini,
hanya bisa menatap,
menerawang jauh melebihi batas ruang,
membebaskan angan terbang melampaui awan-awan.
Berikan aku sepercik harapan,
Terbalut dalam semburat kuning senja,
Melayang dalam hembusan angin bertiup,
Menjumpai kebekuan dalam sudut hati terdalam.
Berikan aku mimpi,
Angan diri menyatu dalam utopia,
Melangkahi batas kenyataan, merengkuh kemustahilan,
Kesenangan maya dalam kebahagiaan semu
Berikan aku harmoni,
Nyanyikan melodi dalam diri,
Bunyikan gendangmu, mainkan irama,
Suarakan cintamu, biarkan telingaku mendengarnya!
...
Dan aku kembali di sini,
Terpenjara dalam ruang khayal tak tampak,
Membiarkan diri rebah dalam bayang gelap,
Perlahan kututup mata yang lelah ini,
Kutarik diri dalam tidur panjang,
dan membeku dalam rengkuhan mimpi.
Ku mohon,
berikan aku cinta.
===========================================================
Christnadi, dalam kamar yang temaram gelap, berbaring di ranjang, menatap ke atas hingga puisi selesai ditulis, Oktober 2012
*puisi ini ditulis diikuti rasa dalam hati dengan sedikit... hiperbola :)