Setetes air mata dan seberkas senyum...
Tuhan, duduklah di sampingku malam ini
Dua tetes air mata dari tubuh yang bergetar...
Tuhan, jangan tinggalkan aku
Mencari-Mu di tengah kesendirian ini
Dalam sudut ruang gelap yang sama
Aku kembali, aku meringkuk di sana
Tanpa harap akan seberkas cahaya
Tanpa menunggu hangat yang memeluk
Aku tertunduk, aku diam, aku kelu
Tuhan, temani aku
Saat suara-suara makin menjauh,
Langkah melambat, terhenti
Angin berhembus datang mencekat, mencekik
Dengan hati yang susah, dengan raga yang payah
Aku membisik
Memanggil-Mu
Tuhan, tinggallah
Hingga mata ini menutup
Karna harapan telah terkubur dalam debu
Dan kehidupan telah menjadi pahit
Tuhan,
Kau di sini,
Terimalah aku.
=================================================
Christnadi, 29 Mei 2014
Puisi dibuat malam-malam, cepat-cepat, hasil refleksi dan simpati terhadap orang-orang yang ditinggalkan sendiri, dikucilkan, dan berusaha mengubur masa depannya.
Kawan... Tuhan duduk di sampingmu :)
Dalam sudut ruang gelap yang sama
Aku kembali, aku meringkuk di sana
Tanpa harap akan seberkas cahaya
Tanpa menunggu hangat yang memeluk
Aku tertunduk, aku diam, aku kelu
Tuhan, temani aku
Saat suara-suara makin menjauh,
Langkah melambat, terhenti
Angin berhembus datang mencekat, mencekik
Dengan hati yang susah, dengan raga yang payah
Aku membisik
Memanggil-Mu
Tuhan, tinggallah
Hingga mata ini menutup
Karna harapan telah terkubur dalam debu
Dan kehidupan telah menjadi pahit
Tuhan,
Kau di sini,
Terimalah aku.
=================================================
Christnadi, 29 Mei 2014
Puisi dibuat malam-malam, cepat-cepat, hasil refleksi dan simpati terhadap orang-orang yang ditinggalkan sendiri, dikucilkan, dan berusaha mengubur masa depannya.
Kawan... Tuhan duduk di sampingmu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar