Aku hendak menggubah sebuah syair
tapi aku ragu apakah aku harus melakukannya?
Waktuku tak banyak, lembar putih ini harus tercoreng
Tapi apakah aku bisa menyusunnya:
Kata demi kata, kian demi kian?
Aku ragu, karena menguntai kata tak sukar
Tapi mudah merajut makna? Aku ingkar
Bagai nama hendak diberi
Bagaimana aku membuatnya jadi?
Aku ragu kalau syair itu berbunyi
kalimat baris berbaris tiada berkhidmat
pesan moral berbalik menyerangku sendiri
sang empu yang tak empunya hikmat
Aku ragu harus memulai dengan apa
dan mengakhirnya dengan apa
Aku ragu mengisi ruang hampa di tengah-tengah
mengakali spasi yang tak boleh berderet dua
Aku terdiam ragu
Aku bahkan ragu apakah aku harus terdiam
Maka dalam diam aku meragukan aku yang terdiam
Keraguanku menyeretku dari baris pertama sampai di titik ini.
... tetapi tidak membawaku ke mana-mana.
--------------------------------------------
— Christnadi, puisi untuk mengisi renungan Warta Jemaat GKI Peterongan, menyesuaikan dengan tema Kebaktian Minggu Prapaskah II 16 Maret 2025 “Batu Keraguan”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar