Katanya,
dua hal yang merawat pernikahan
adalah cinta dan komitmen.
Kala cinta mulai pudar,
komitmen akan merawat relasi.
Kala komitmen mulai melemah,
cinta yang akan menopang.
Tapi yang mencoba realistis
meyakini komitmen adalah kunci.
Katanya,
komitmenlah yang menjaga hidup pernikahan,
bukan cinta.
Tapi, sepertinya
itu bukanlah cinta, itu hanyalah rasa.
Karena yang mengalami pasti mengerti,
ada kalanya badai kehidupan mengamuk, menggila,
Meruntuhkan rasa dan meniadakan komitmen,
keduanya hilang dalam sekejap!
Tapi cinta, tetap ada.
Ia di sana,
kala rasa sudah hilang sama sekali
Ia di sana
kala komitmen tidak dapat lagi menolong.
Ia di sana,
membuat diri takkan beranjak,
membuat kaki terus melangkah,
membuat harapan perlahan bersemi,
Kalau cinta bukan sekadar rasa, maka apa itu cinta?
Cinta adalah kuasa.
Cinta adalah kekuatan yang entah muncul dari mana.
Tapi kala cinta menyala,
tak ada yang mampu memadamkannya begitu saja.
Maka kalau rasamu pudar,
dan komitmenmu tak lagi bisa kau pertahankan.
Jangan buru-buru memalingkan wajah dari cinta.
Dia masih di sana, dia masih berdaya.
Ia akan terus berkobar,
nyalanya akan memberi kehangatan dan kekuatan yang diperlukan,
untuk menjaga hidup pernikahan.
-------------------------------------------------
— Christnadi, 4 Oktober 2024

Tidak ada komentar:
Posting Komentar