Jumat, 07 November 2025

Telepon Surga

 

Surga memasang perangkat telepon baru,

bersanding dengan jalur doa yang mulai sepi pelanggan.

Kringgg!! Telepon pertama masuk.

Tuhan angkat, “Halo?”

 

“Halo? Wah, saya bisa dengar Tuhan menyapa!

Langsung saja ya Tuhan,

Saya ingin ini dan itu lengkap dengan itu dan ininya,

Saya mau naik pangkat, naik gaji, naik segalanya

seperti janji-Mu, terus naik dan bukan turun.

Tolong jangan buat saya susah, ya Tuhan,

Berikan saya hidup tenang, hidup kenyang, itu saja.

... eh kok Tuhan diam?

Sama seperti di jalur doa, Tuhan nggak ngomong apa-apa.”

 

“Ya, karena selama ini kamu tidak bertanya,” jawab Tuhan.

“Bertanyalah, Aku pasti menjawab.”

“Oh begitu, kalau begitu aku mau tanya: apakah dia jodohku, Tuhan?

Kalau jodoh kok hubungan kami sulit dijalani?”

“Ya, sulit karena tidak semua berjalan sesuai pikirmu, kan?

Lagipula setiap hubungan pasti ada tantangan, itulah hidup.”

“Kok begitu, Tuhan? Apa nggak bisa jalan kami mulus-mulus saja?”

“Yang mulus belum tentu selamat, yang terlihat lurus bisa ujungnya maut.”

“Kok serem, Tuhan? Ini Tuhan atau AI yang jawab?”

 

Dalam kesabaran tiada tara Tuhan menjawab,

“Justru karena Aku Tuhan yang Hidup,

maka Aku bisa menjawab yang berbeda dari yang kamu pikirkan.

Sebaliknya, apa kamu betul-betul hidup, seperti Aku?

Kok, jawabanmu untuk semua masalah selalu sama:

putus asa, putus relasi, berhenti bergumul, berhenti beriman?”


————————————————————————

–  Christnadi, puisi untuk mengisi renungan Warta Jemaat GKI Peterongan, menyesuaikan dengan tema dan keempat bacaan leksionari dalam Kebaktian Minggu 9 November 2025 “Percaya pada Allah yang Hidup"

Tidak ada komentar: