Semua berbondong boyong
Mengikuti titinada ajakan penuntun langkah
datanglah ke Bait-Nya dengan hati bersuka
Sedang Yang Empunya Bait hatinya bersusah
Karena yang dipanjat ramai-ramai
bukan tangga “kerinduan”
tapi tangga sosial
dengan ritual demi ritual jadi pijakan
bersama mulut berhias “Haleluya” “Puji Tuhan”
Sang Tuan yang Maha Menanggung Segala Sesuatu
pun tidak tahan melihat ibadah penuh kejahatan:
“Festival Kemunafikan”
Yang isi perayaannya:
meninggikan diri dalam doa ucapan syukur
minim empati saat menceritakan kesaksian
mengatakan ini itu sesat sambil membenarkan diri
Padahal Bait Kasih-Nya terbuka lapang
Ruang Maha Akrabnya menanti dikunjungi
Oleh insan yang lelah nyaris menyerah
berjibaku lawan dosa dan kegagalannya
Bagi mereka, tangan-Nya berperkara,
“Sekalipun dosamu merah, akan putih jua!”
Maka jadilah mereka beribadah dalam peluk-Nya.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
— Christnadi, puisi hasil refleksi terhadap Yesaya 1:10-18 dan Lukas 18:9-14 untuk mengisi renungan Warta Jemaat GKI Peterongan, menyesuaikan dengan tema Kebaktian Minggu, 2 November 2025 “Dilayakkan untuk Menerima Kasih Ilahi"

Tidak ada komentar:
Posting Komentar